Jumat, 10 Juli 2015

ISPA Lebih Sering Menyerang Anak-Anak

ISPA Lebih Sering Menyerang Anak-Anak - Anak pada usia di bawah 5 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami infeksi saluran pernapasan dan saluran cerna. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa balita dua kali lebih rentan terkena infeksi virus pada saluran pernapasan dibandingkan dengan anak-anak di atas usia 5 tahun.

Tak hanya itu, sebuah studi juga menyatakan bahwa 11% balita yang dirawat di rumah sakit karena menderita infeksi saluran pernapasan dan saluran cerna, berkaitan dengan aktivitas atau kegiatannya di pra-sekolah (TK). Kondisi tersebut dikarenakan bahwa anak-anak cenderung kurang memperhatikan kebersihan dirinya sendiri, tidak rajin mencuci tangan, tidak menutup mulut saat bersin dan lainnya. Mengingat bahwa dunianya anak-anak adalah dunia bermain yang dimana terdapat kuman dan bakteri dimana-mana.

Akan tetapi, selain beberapa faktor tersebut yang dapat menyebabkan si kecil mengalami infeksi saluran pernapasan dan cerna. Ada faktor lain yang membuat risiko tersebut semakin tinggi, yakni kurangnya asupan mikronutrien pada anak.

Saat balita sakit, orangtua seringkali menyalahkan karena tertular di sekolah. Mungkin saja benar tertular di sekolah, tetapi yang utama adalah daya tahan tubuh yang lemah dari balita. Karena di sekolah selamanya sangat mungkin tidak akan pernah bebas dari anak sakit.Keluhan demam, batuk dan pilek yang berkepanjangan seringkali dianggap karena alergi. Padahal yang lebih dominan adalah anak lebih mudah terkena infeksi virus saluran pernapasan.

Memang benar anak mungkin mengalami alergi, tetapi hal ini terjadi karena penderita alergi 

khususnya dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan mudah mual dan muntah biasanya daya tahan tubuhnya rendah dan mudah sakit. Bukan hanya orangtua bahkan dokterpun kadang sulit membedakan antara infeksi dan alergi.

Kondisi tersebut tak bisa dianggap sepele dan bahkan membutuhkan perawatan ekstra. Karena jika infeksi sudah terjadi dan kondisi tersebut bisa berakibat fatal, bahkan mematikan. Oleh karena itu, Ibu disarankan untuk dapat menjaga daya tahan tubuh balita dengan memberikan asupan makanan yang bernutrisi tinggi. Suplemen juga dapat diberikan jika memang diperlukan.